Pendampingan

Pendampingan

Kopsyah  Arasy Wukir Jaladri dibangun dengan prinsip utama tolong-menolong dengan dasar Surat Al Maidah Ayat 2.

وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰىۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۖوَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ

Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksaan-Nya.

Ditambah dengan konsep ekonomi kerakyatan dari dari Bung Hatta, Bapak Koperasi Indonesia. Baginya, koperasi adalah jawaban untuk menyelesaikan persoalan ekonomi rakyat yang tidak stabil dan mengutamakan semangat kekeluargaan.

Tujuan koperasi bukanlah menggali keuntungan semata, melainkan memenuhi kebutuhan bersama. Supaya itu bisa berhasil, kata Bung Hatta, maka koperasi mesti berdiri di dua tiang: solidaritas (semangat setia bersekutu) dan individualitas (kesadaran akan harga diri sendiri alias sadar diri).

Di sini, Bung Hatta membedakan individualitas dan individualisme. Bagi Bung Hatta, individualisme menuntut orang-seorang (perorangan) bertindak mencapai keperluan hidupnya.

Faham ini, kata dia, tak mengendaki orang-orang diikat oleh masyarakat. Sedangkan individualitas yang dimaksud Bung Hatta adalah sifat pada setiap orang yang menandakan kehalusan budi dan keteguhan watak. Salah satu contohnya adalah kejujuran.

Dua sifat ini harus melandasi gerakan koperasi. Kalau koperasi tak dilandai semangat solidaritas, maka anggota tak akan menemukan kepentingan bersama. Jadinya, koperasi dijadikan alat untuk mencapai keperluan pribadi.

Ini akan menjadi persoalan, misalnya, ketika harga jual di tempat lain lebih rendah dibanding koperasinya. Maka, anggota yang tak punya semangat solidaritas akan beralih ke tempat lain itu. Akibatnya, koperasinya pun mati.

Begitu juga dengan semangat individualitas. Bagi Bung Hatta, jika seseorang tak punya semangat individualitas, maka tak ada semangat untuk membela keperluan hidupnya.

Semangat berkoperasi pun nihil. Manusia yang tak punya semangat untuk memperjuangkan hidupnya akan cenderung pasrah pada nasib.

Individualitas juga menuntut tanggung-jawab dan kejujuran. Semua itu diletakkan dalam kerangka kepentingan bersama. Meskipun demikian, Bung Hatta menganjurkan agar koperasi tetap diikat dengan peraturan-peraturan. Ini penting sebagai aturan main dalam menjalankan koperasi itu.

Kopsyah  Arasy Wukir Jaladri merupakan koperasi yang fokus pada 2 tema dasar, berdaya dan makmur bersama. Konsep berdaya dimaknai sebagai langkah melalui pendidikan untuk memajukan ekonomi anggota dan masyarakat luas. Aspek pendidikan menjadi sangat penting untuk menstimulasi naiknya pendapatan.

Kopsyah  Arasy Wukir Jaladri memberikan tekanan bahwa uang hanyalah alat semata, tanpa pendidikan yang baik anggota akan dengan mudah keluar dari rel menuju kesejahteraan. Sebelum menjadi anggota, masyarakat diberikan pendidikan tentang perkoperasian dan pendidikan teknis melaksanakan usaha. Pendidikan pada taraf ini juga sampai pada pendidikan spiritual, bagaimana mengajak anggota untuk meningkatkan iman dan takwanya.  Sehingga untuk lebih berdaya maka pendidikan dan ekonominya harus meningkat.

Makmur bersama memiliki esensi dasar membangun kesejahteraan sosial dan spiritual. Dengan meningkatnya pendidikan dan ekonomi maka kesejahteran sosial dan spiritual insyallah akan tercapai. Mari kita lihat Diagram Kesejahteraan Kopsyah  Arasy Wukir Jaladri di bawah ini.

BERDAYA DAN MAKMUR BERSAMA

Konsep berdaya dan makmur bersama menjadi perihal paling penting yang harus dipahami oleh seluruh eksponen Kopsyah  Arasy Wukir Jaladri baik itu pengurus, pengawas, karyawan dan anggota. Kopsyah  Arasy Wukir Jaladri menekankan pada 5 cara membangun keberdayaan dan kemakmuran bersama.

5 cara yang digunakan oleh Kopsyah  ARASY dalam memberdayakan anggotanya antara lain adalah pendampingan. Saat pertama bergabung menjadi anggota Kopsyah  ARASY, pertama adalah pendampingan dilakukan melalui 2 jenis pendekatan. Pendekatan bisnis dengan pemahaman berkoperasi dan  konsultasi bisnis. Sedangkan pendampingan selanjutnya adalah upaya memperbaiki spiritual anggota dengan mengajak untuk lebih meningkatkan pola ibadahnya.

Kedua, mengajak untuk berinfak. Seberapa besar uang yang dimiliki mereka bisa berinfak dan berwakaf. Kopsyah  Arasy Wukir Jaladri mengeluarkan Gerakan Infak Rp 2 ribu perminggu yang disebut dengan Gerinduaribu. Dan juga gerakan wakaf Rp2 ribu  perminggu yang disebut dengan Gerwafduaribu.  Gerakan ini penting untuk menstimulasi kepedulian antar anggota dan membangun kemaslatan umat.

Ketiga, Kopsyah  Arasy Wukir Jaladri memberikan pembiayaan untuk meningkatkan skala ekonomi anggota. Dalam proses pembiayaan Kopsyah  Arasy Wukir Jaladri memberikan tanpa jaminan tertapi berbasis pada kepercayaan dan tanggung jawab. Pendampingan bisnis anggota dilakukan melalui pendekatan bisnis dan spiritual. Kopsyah  Arasy Wukir Jaladri maju jika anggotanya meningkat kesejahteraannya.

Keempat, adalah mengajak anggota untuk gemar menyimpan atau menabung. Kopsyah  mengeluarkan Gerakan Menyimpan Rp 10 ribu per minggu yang disebut dengan Gemesepuluhribu.

Kelima, mengajak anggota untuk berinvestasi. Dalam hal ini Kopsyah  Arasy Wukir Jaladri menyediakan skim investasi kepemilikan emas agar anggota terbiasa untuk meningkatkan nilai kehidupannya.

 

Kopasjadi.com

Rumah Pemberdayaan

Berdaya dan Makmur Bersama

Scroll to Top